Resource


Senja kehidupan
Oleh : kiki LG sian

“tuhan……. Apakah aku salah jika aku mencintainya, dan apakah aku juga salah jika aku merindukannya di sela-sela kehidupanku. Tidak bukan! Tapi mengapa engkau pisahkan aku dengan dia, kenapa!” teriak rangga di atas perbukitan dekat rumahnya, tak menerima atas segala  yang terjadi padanya.
            Seminggu yang lalu dia di tinggalkan kekasihnya ke kota bogor, karena ayahnya harus mengemban tugas dari kantor. Banyak kenangan  yang telah terukir di hati rangga dan ratih kekasihnya. Rangga selalu mengingat wajah ratih di sela-sela malam menghampirinya. Karena di saat itulah rangga dan ratih mengikat janji  di bawah senja matahari.
“Ratih……. Masihkah engkau mengingatku ”pikir rangga.
Tak tahu dari mana rangga harus menyisir hatinya yang terluka. Obat apa yang dapat menyembuhkannya agar dia menjadi rangga yang tak pernah putus asa.
“rangga….. ingat nak, wanita itu tidak Cuma satu di dunia, banyak kok wanita yang mau sama rangga. Jadi, rangga jangan termenung terus dengan hanya di tinggalkan satu cinta” nasihat ibu rangga yang bingung akan nasib anaknya. Rangga hanya terdiam dalam lamunannya, tak ada jawaban atas nasehat ibunya.
@@@             @@@
            Dua bulan sudah rangga bermain-main dengan hayalannya. Ibu dan ayahny di buat bingung atas segala tingkah laku rangga yang selalu menyendiri dan tidak mau bicara.
“aduh….. gimana ya pak kok rangga sampek seperti itu” seru ibu rangga yang tidak tahan akan tingkah laku anaknya.
“ hanya ratih  yang dapat membuat rangga kembali ceria seperti dulu bu…..”
“tapi gimana pak wong ratihnya aja ada di bogor”
“Insaallah bapak punya no. hpnya bapak rahmad ayahnya ratih”
“dari mana bapak bisa dapat no. hpnya bapak rahmad”
“dulu, sebelum pak rahmad pindah dari desa ini dia sempat ngasih no.hpnya ke bapak katanya takut ada apa-apa sama rumahnya nanti”
“kenapa bapak tidak bilang dari dulu”
“loh… wong bapak baru ingat tadi pagi”
 Tampa pikir panjang pak rangga  langsung mengambil Hpnya di meja makan yang sedang di cash.
@@@             @@@
            Dua hari setelah pak rangga menelepon pak rahmad  baru di ketahui bahwa pak rahmad akan kembali dalam waktu dekat ini. Mendengar hal itu pak rangga langsung memberitahukannya kepada rangga yang sedang duduk di teras depan menatapi rumah ber cat hijau  yang di penuhi dengan bunga di depannya. Yang tidak lain adalah rumah ratih.
“nak…..sebentar lagi penghuni rumah itu akan segera kembali” sapa ayah rangga dari belakang.
Mendengar hal itu ranggak tersentak berbicara dengan nada gembira.
“betulkah yang bapak katakan tadi”
“betul nak, bapak tidak  bohong dengan apa yang bapak katakan tadi ”
Rahmad lari  begitu cepat menuju bukit dimana dia mengikat janji di saat senja dulu.
“tuhan……..aku percaya engkau tidak akan membiarkan seorang hambamu terluka lebih lama, terima kasih tuhan, terima kasih” teriak rangga menyampaikan kegembiraannya pada alam semesta. Sehingga tampa tersadar teriakan itu terdengar di telinga kedua orang tuanya. Mendengar teriakan rangga kedua orang tuanya menjadi gembira.
@@@             @@@
            Satu minggu kemudian, semua itu terbukti setelah kijang silver bernopol N.7218.FI milik pak rahmad menepi di rumahnya. Rangga berlari mengejar mobil milik pak rahmad tanpa melihat keruas jalan yang ramai akan  kendaraan. Truk dengan cepat menyambar tubuh rangga dan melempar tubuhnya dengan keras ke pinggir jalan.
“rangga……………” teriak ratih, terkejut melihat rangga yang penuh dengan darah di sekujur tubuhnya. Ratihpun berlari menuju  rangga yang terkapar di pinggir jalan.
“ra…..ti……h” suara rangga yang terbata-bata dengan sisa nafas yang di milikinya.
“ya.. ni aku ga..” jawab ratih meyakinkan rangga.
“a…ku su..dah tidak ..ku.at lagi”
“ga, jangan pernah kamu ucapkan kata-kata itu lagi, aku gak mau dengar itu” air beningpun mengalir dari sela-sela mata ratih.
“aku.. hanya …i..ngin kamu ..ta.hu kalau ..a..ku  sangat ..men..cinta..i mu” ranggapun menghembuskan nafas terahirnya dan meninggalkan segurat senyum di bibir sebagai penutup dari catatan hidupnya.
            Senja yang memerah manjadi saksi atas cinta rangga yang sangat besar kepada ratih dan rangga selalu abadi di hati ratih sebagai senja kehidupan.


Guluk-guluk, 09 mei 2011

Featured Post 1

Text

CAKRAWALA
Energy Saving Mode using CSS3

Move your mouse to go back to the page!
Gerakkan mouse anda dan silahkan baca kembali posting kami!

Support design by: CAKRAWALA - JUNI 2013

Featured Post 7

Sassy Bookmarks byblog lockoflove

Featured Post 6

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review